Persatuan Sepak bola Indonesia Bandung, atau sering disingkat menjadi PERSIB adalah salah satu tim sepak bola Indonesia. Catatan prestasi tim ini relatif stabil di papan atas kancah persepak bolaan Indonesia, sejak zaman Perserikatan sampai ke Liga Indonesia masa kini.
Daftar isi:
1. Sejarah
2. Stadion dan Mess
3. Prestasi
4. Pelatih legendaris
5. Pemain legendaris
6. Pemain
7. Staff
8. Badan Hukum
9. Penggemar
10. Lihat pula
11. Pranala luar
Nama lengkap | Persatuan Sepak Bola Indonesia Bandung |
---|---|
Julukan | Maung Bandung Pangeran Biru |
Didirikan | 14 Maret 1933 |
Stadion | Siliwangi Bandung Indonesia (Kapasitas: 20,000) |
Pemilik | Kota Bandung |
Ketua | Dada Rosada |
Manajer | Jaya Hartono |
Liga | Liga Super Indonesia |
2007-08 | Divisi Utama, ke-5 |
Musim ini |
1. Sejarah
Sebelum bernama Persib, di Kota Bandung berdiri Bandoeng Inlandsche Voetbal Bond (BIVB) pada sekitar tahun 1923. BIVB ini merupakan salah satu organisasi perjuangan kaum nasionalis pada masa itu. Tercatat sebagai Ketua Umum BIVB adalah Mr. Syamsudin yang kemudian diteruskan oleh putra pejuang wanita Dewi Sartika, yakni R. Atot.
Atot ini pulalah yang tercatat sebagai Komisaris daerah Jawa Barat yang pertama. BIVB memanfaatkan lapangan Tegallega di depan tribun pacuan kuda. Tim BIVB ini beberapa kali mengadakan pertandingan diluar kota seperti Yogyakarta dan Jatinegara Jakarta.
Pada tanggal 19 April 1930, BIVB bersama dengan VIJ Jakarta, SIVB (Persebaya), MIVB (sekarang PPSM Magelang), MVB (PSM Madiun), VVB (Persis Solo), PSM (PSIM Yogyakarta) turut membidani kelahiran PSSI dalam pertemuan yang diadakan di Societeit Hadiprojo Yogyakarta. BIVB dalam pertemuan tersebut diwakili oleh Mr. Syamsuddin. Setahun kemudian kompetisi tahunan antar kota/perserikatan diselenggarakan. BIVB berhasil masuk final kompetisi perserikatan pada tahun 1933 meski kalah dari VIJ Jakarta.
BIVB kemudian menghilang dan muncul dua perkumpulan lain yang juga diwarnai nasionalisme Indonesia yakni Persatuan Sepak bola Indonesia Bandung (PSIB) dan National Voetball Bond (NVB). Pada tanggal 14 Maret 1933, kedua perkumpulan itu sepakat melakukan fusi dan lahirlah perkumpulan yang bernama Persib yang kemudian memilih Anwar St. Pamoentjak sebagai Ketua Umum. Klub- klub yang bergabung kedalam Persib adalah SIAP, Soenda, Singgalang, Diana, Matahari, OVU, RAN, HBOM, JOP, MALTA, dan Merapi.
Persib kembali masuk final kompetisi perserikatan pada tahun 1934, dan kembali kalah dari VIJ Jakarta. Dua tahun kemudian Persib kembali masuk final dan menderita kekalahan dari Persis Solo. Baru pada tahun 1937, Persib berhasil menjadi juara kompetisi setelah di final membalas kekalahan atas Persis.
Di Bandung pada masa itu juga sudah berdiri perkumpulan sepak bola yang dimotori oleh orang- orang Belanda yakni Voetbal Bond Bandung & Omstreken (VBBO). Perkumpulan ini kerap memandang rendah Persib. Seolah- olah Persib merupakan perkumpulan "kelas dua". VBBO sering mengejek Persib. Maklumlah pertandingan- pertandingan yang dilangsungkan oleh Persib dilakukan di pinggiran Bandung—ketika itu—seperti Tegallega dan Ciroyom. Masyarakat pun ketika itu lebih suka menyaksikan pertandingan yang digelar VBBO. Lokasi pertandingan memang didalam Kota Bandung dan tentu dianggap lebih bergengsi, yaitu dua lapangan di pusat kota, UNI dan SIDOLIG.
Persib memenangkan "perang dingin" dan menjadi perkumpulan sepak bola satu-satunya bagi masyarakat Bandung dan sekitarnya. Klub-klub yang tadinya bernaung dibawah VBBO seperti UNI dan SIDOLIG pun bergabung dengan Persib. Bahkan VBBO (sempat berganti menjadi PSBS sebagai suatu strategi) kemudian menyerahkan pula lapangan yang biasa mereka pergunakan untuk bertanding yakni Lapangan UNI, Lapangan SIDOLIG (kini Stadion Persib), dan Lapangan SPARTA (kini Stadion Siliwangi). Situasi ini tentu saja mengukuhkan eksistensi Persib di Bandung.
Ketika Indonesia jatuh ke tangan Jepang. Kegiatan persepak bolaan yang dinaungi organisasi lam dihentikan dan organisasinya dibredel. Hal ini tidak hanya terjadi di Bandung melainkan juga di seluruh tanah air. Dengan sendirinya Persib mengalami masa vakum. Apalagi Pemerintah Kolonial Jepang pun mendirikan perkumpulan baru yang menaungi kegiatan olahraga ketika itu yakni Rengo Tai Iku Kai.
Tapi sebagai organisasi bernapaskan perjuangan, Persib tidak takluk begitu saja pada keinginan Jepang. Memang nama Persib secara resmi berganti dengan nama yang berbahasa Jepang tadi. Tapi semangat juang, tujuan dan misi Persib sebagai sarana perjuangan tidak berubah sedikitpun.
Pada masa Revolusi Fisik, setelah Indonesia merdeka, Persib kembali menunjukkan eksistensinya. Situasi dan kondisi saat itu memaksa Persib untuk tidak hanya eksis di Bandung. Melainkan tersebar di berbagai kota, sehingga ada Persib di Tasikmalaya, Persib di Sumedang, dan Persib di Yogyakarta. Pada masa itu prajurit-prajurit Siliwangi hijrah ke ibukota perjuangan Yogyakarta.
Baru tahun 1948 Persib kembali berdiri di Bandung, kota kelahiran yang kemudian membesarkannya. Rongrongan Belanda kembali datang, VBBO diupayakan hidup lagi oleh Belanda (NICA) meski dengan nama yang berbahasa Indonesia Persib sebagai bagian dari kekuatan perjuangan nasional tentu saja dengan sekuat tenaga berusaha menggagalkan upaya tersebut. Pada masa pendudukan NICA tersebut, Persib didirikan kembali atas usaha antara lain, dokter Musa, Munadi, H. Alexa, Rd. Sugeng dengan Ketua Munadi.
Perjuangan Persib rupanya berhasil, sehingga di Bandung hanya ada satu perkumpulan sepak bola yakni Persib yang dilandasi semangat nasionalisme. Untuk kepentingan pengelolaan organisasi, decade 1950-an ini pun mencatat kejadian penting. Pada periode 1953-1957 itulah Persib mengakhiri masa pindah-pindah sekretariat. Walikota Bandung saat itu R. Enoch, membangun Sekretariat Persib di Cilentah. Sebelum akhirnya atas upaya R. Soendoro, Persib berhasil memiliki sekretariat Persib yang sampai sekarang berada di Jalan Gurame.
Pada masa itu, reputasi Persib sebagai salah satu jawara kompetisi perserikatan mulai dibangun. Selama kompetisi perserikatan, Persib tercatat pernah menjadi juara sebanyak empat kali yaitu pada tahun 1961, 1986, 1990, dan pada kompetisi terakhir pada tahun 1994. Selain itu Persib berhasil menjadi tim peringkat kedua pada tahun 1950, 1959, 1966, 1983, dan 1985.
Keperkasaan tim Persib yang dikomandoi Robby Darwis pada kompetisi perserikatan terakhir terus berlanjut dengan keberhasilan mereka merengkuh juara Liga Indonesia pertama pada tahun 1995. Persib yang saat itu tidak diperkuat pemain asing berhasil menembus dominasi tim tim eks galatama yang merajai babak penyisihan dan menempatkan tujuh tim di babak delapan besar. Persib akhirnya tampil menjadi juara setelah mengalahkan Petrokimia Putra melalui gol yang diciptakan oleh Sutiono Lamso pada menit ke-76. Persib juga pernah menjamu klub-klub dunia seperti AC Milan
Sayangnya setelah juara, prestasi Persib cenderung menurun. Puncaknya terjadi saat mereka hampir saja terdegradasi ke Divisi I pada tahun 2003. Beruntung, melalui drama babak playoff, tim berkostum biru-biru ini berhasil bertahan di Divisi Utama.
Sebagai tim yang dikenal tangguh, Persib juga dikenal sebagai klub yang sering menjadi penyumbang pemain ke tim nasional baik yunior maupun senior. Sederet nama seperti Risnandar Soendoro, Nandar Iskandar, Adeng Hudaya, Heri Kiswanto, Adjat Sudradjat, Yusuf Bachtiar, Dadang Kurnia, Robby Darwis, Budiman, Nuralim, Yaris Riyadi hingga generasi Erik Setiawan merupakan sebagian pemain timnas hasil binaan Persib.
2. Stadion dan Mess
- Artikel utama untuk bagian ini adalah: Stadion Siliwangi
Karena itulah, ada rencana pembangunan stadion baru di kawasan Gedebage. Stadion yang peletakan batu pertamanya dilakukan pada awal 2008 ini direncanakan selesai sekitar tahun 2010. Stadion ini direncanakan untuk menjadi home-base Persib dan untuk menyelenggarakan SEA Games tahun 2011 nanti. Stadion ini juga direncanakan untuk digunakan pada Porprov Jawa Barat 2010.
Sedangkan untuk lapangan latihan, Persib menggunakan Stadion Persib di Jl. Ahmad Yani. Stadion yang dulunya dikenal dengan nama Stadion Sidolig ini direnovasi sejak tahun lalu. Kini di stadion tersebut terdapat lapangan latihan dengan rumput baru dan trek berlari serta di sampingnya terdapat mess untuk tempat tinggal para pemain dan staff Persib serta untuk kantor. Pada pertengahan bulan Juli diadakan rencana renovasi tahap kedua, yaitu merenovasi bagian depan stadion yang sekarang ini hanya merupakan ruko-ruko tempat menjual kaos persib dll. Rencana ini menimbulkan kerisauan bagi para pedagang di sekitar Stadion Persib karena mereka tidak akan mendapat penghasilan jika diwajibkan mengosongkan lahan bisnis mereka.
Sejak diresmikan, mess persib sudah beberapa kali mendapatkan masalah. Atap ruang VIP di mess pernah bocor and ambruk akibat pipa air yang bocor. Belum lagi masalah rumput lapangan yang mengering karena terlalu sering dipakai. Akhir-akhir ini atap mess juga bocor akibat musim hujan, sehingga menyebabkan licinnya lantai dan terganggunya aktivitas. Letak Stadion Persib yang berada di Jl. Ahmad Yani yang merupakan pusat keramaian juga membuat istirahat para pemain terganggu dan mudahnya para bobotoh untuk masuk ke dalam stadion.
3. Prestasi
Salah satu catatan unik dari tim ini adalah ketika menjuarai kompetisi sepak bola Perserikatan yang untuk terakhir kalinya diadakan, yaitu pada tahun 1993/1994. Dalam pertandingan final, Persib yang ditulang-punggungi oleh pemain-pemain seperti Sutiono Lamso dan Robby Darwis mengalahkan PSM Ujung Pandang. Kompetisi sepak bola Galatama dan tim-tim Perserikatan di Indonesia kemudian dilebur menjadi Liga Indonesia (LI). Pada laga kompetisi LI pertama tahun 1994/1995, Persib kembali menorehkan catatan sebagai juara setelah dalam pertandingan final mengalahkan Petrokimia Putra Gresik dimana gol tunggal pada pertandingan tersebut dicetak oleh Sutiono. Persib juga merupakan satu-satunya klub Indonesia yang berhasil mencapai babak semi final Liga Champions Asia.
3. 1. Nasional
3. 1. 1. Liga
- Juara (6): 1937, 1961, 1961, 1986, 1990, 1994
- Runner-up (8) : 1933, 1934, 1936, 1950, 1959, 1960, 1982/1983, 1984/1985
- Juara (1): 1994/1995
3. 1. 2. Piala
- Piala Kang Dada
- Juara (1): 2008
- Turnamen HUT Surabaya
- Peringkat 3 (1): 2008
- Piala Persija
- Juara (1): 1991
3. 2. Internasional
- Perempat Final (1): 1995
4. Pelatih legendaris
5. Pemain legendaris
Sejak bermain di kompetisi Perserikatan, Divisi Utama hingga Liga Super, Persib Bandung terus memiliki pemain yang berprestasi baik di klub maupun di Tim nasional, para pemain tersebut berhasil mengangkat nama persib di kancah persepak bolaan nasional dan juga nama Tim nasional di kancah internasional.
5. 1. Nama-nama pemain persib yang cukup terkenal
- Adjat Sudradjat
- Robby Darwis
- Sutiono Lamso
- Yusuf Bachtiar
- Yaris Riyadi
- Yadi Mulyadi
- Adeng Hudaya
- Sobur
- Yudi Guntara
- Dede Iskandar
- Djajang Nurjaman
6. Pemain
6. 1. Skuad Senior
No. | Posisi | Nama pemain | |
---|---|---|---|
28 | GK | Tubagus Tema Mursadat | |
20 | GK | Cecep Supriatna | |
1 | GK | Edi Kurnia | |
5 | DF | Maman Abdurrahman | |
27 | DF | Chandra Yusuf Ahmad | |
21 | DF | Waluyo | |
3 | DF | Irwan Wijasmara | |
17 | DF | Harry Salisbury | |
30 | DF | Nova Arianto | |
4 | DF | Wildansyah | |
2 | DF | Edi Hafid Murtadho | |
14 | DF | Nyeck Nyobe George Clement | |
12 | DF | Gilang Angga Kusuma |
No. | Posisi | Nama pemain | |
---|---|---|---|
19 | MF | Suwita Pata (Kapten) | |
24 | MF | Hariono | |
22 | MF | Siswanto | |
88 | MF | Eka Ramdani (Wakil Kapten) | |
7 | MF | Atep | |
8 | MF | Salim Alaydrus | |
11 | MF | Lorenzo Cabanas | |
10 | MF | Hilton Moreira | |
9 | FW | Airlangga Sucipto | |
15 | FW | Zaenal Arief | |
16 | FW | Rafael Alves Bastos | |
99 | FW | Christian Gonzalez (pinjaman dari Persik Kediri) |
6. 2. Persib Junior
- Artikel utama untuk bagian ini adalah: Persib Junior
7. Staff
Posisi | Nama |
---|---|
Pelatih Utama | Jaya Hartono |
Asisten Pelatih | Robby Darwis |
Asisten Pelatih | Yusuf Bachtiar |
Pelatih Kiper | Anwar Sanusi |
Pelatih Fisik | Entang Hermanu |
Pelatih U-21 | Indra Tohir |
Manager U-18 | Edi Djukardi |
Pelatih U-18 | Asep Sumantri |
Manager U-15 | Sigit Iskandar |
Pelatih U-15 | Sabrun Hanafi |
Dokter Tim | Ia Kurnia |
Psikolog | Hesdi Wahyudi |
Bidang Umum | Amin Suganda |
Bidang Umum | Zulkarnaen |
Masseur | Emen Suwarman |
Masseur | Sutisna |
8. Badan Hukum
PT. Persib Bandung Bermartabat
- Komisaris
- Iwan Dermawan Hanafi
- Kuswara
- Direktur
- Chandra Solehan
- Edi Djukardi
9. Penggemar
Persib Bandung memiliki penggemar fanatik yang menyebar di seantero provinsi Jawa Barat dan Banten, bahkan hampir diwilayah Indonesia. mengingat catatan historis sebagai tim kebanggaan dari ibukota provinsi Jawa Barat. Penggemar Persib menamakan diri sebagai "bobotoh". Pada era Liga Indonesia, "bobotoh" kemudian mengorganisasikan diri dalam beberapa kelompok pecinta Persib seperti Viking, Bomber, Rebolan, Jurig Persib, Casper dan Persib-1337. Viking merupakan organisasi bobotoh dengan jumlah anggota terbanyak dan tersebar di penjuru Jawa Barat dan Banten. Adapun Bomber sekarang sudah bergabung dan menjadi salah satu distik Viking dengan nama Viking The Bomberman.
10. Lihat pula
11. Pranala luar
- (id) Situs Viking Persib Club
- (id) Bobotoh Persib
- (id) Situs bobotoh Persib
- (id) Bobotoh On The Net
- (id) Jurnal Persib Online
- (id) Go Persib Fansite
- (en) Persib International Fans Site
- (en) Bobotoh Oman
- (id) Buku Referensi Data Persib
Musim Liga Super Indonesia | |||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|